Selasa, 22 September 2015

PERAN DAN FUNGSI PERENCANAAN PENDIDIKAN

TUGAS MANDIRI
JAWABAN SOAL LATIHAN
BUKU PERENCANAAN PENDIDIKAN

Nama                           : Endin Hasanudin
Nim                             : 4103810315059
Kelas                           : A
Angkatan                     : XXXIX
Tahun Akademik        : 2015/2016


BAGIAN 1
PERAN DAN FUNGSI PERENCANAAN PENDIDIKAN

BAB. I
DASAR-DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN

Soal :
1.      Jelaskan pengertian dari perencanaan, pendidikan, dan perencanaan pendidikan !
2.      Analisislah proses perencanaan dalam sistem pendidikan !
3.      Identifikasikan mekanisme dan prosedur perencanaan pendidikan !

Jawaban :
1.      Pengertian dari Perencanaan, Pendidikan, dan Perencanaan Pendidikan.
a.       Pengertian Perencanaan
Abin Syamsudin, (2011:3) Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan kepeutusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peritiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, ekstensifikas, revisi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya). Rangkaian proses kegiatan tersebut dilaksanakan agar harapan dapat terwujud menjadi kenyataan di masa yang akan datang, yaitu dalam jangka waktu tertentu (1, 3, 5, 10, 15, 25, 40, atau 50 tahun) yang akan datang. 
Menurut Prajudi Atmusudirdjo dalam Abin (2000), perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan bagaimana. Selanjutnya Abin (2011), menyebutkan perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Bintoro Tjokroaminoto dalam Abin (2011:4), ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Roger A. Kaufman (Herjanto, 1997:2), mengemukakan bahwa "Perencanaan"  adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang absah dan bernilai. Perencanaan sering juga disebut jembatan yang menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.
Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (Afifuddin, 2005:6) mereumuskan "Perencanaan"  sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentu secara matang dalam hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dengan demikian,"Perencanaan"  adalah usaha untuk menggali pihak yang bertanggung jawab terhadap berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktivitas tersebut tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komperhensif. Pada sisi lain, perencanaan dapat dikatakan sebagai usaha mencari penanggung jawab terhadap berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama sesuai dengan bidang masing-masing.
Jadi perencanaan dalam pandangan penulis, ialah mencakup suatu rencana kegiatan dengan dasar pemikiran yang sadar, memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai, melalui penggunaan sumber daya yang maksimal, dan diwujudkan dengan tindakan-tindakan yang dilaksanakan guna mewujudkan tujuan-tujuan dan harapan yang hendak dicapai.
b.      Pengertian Pendidikan
Dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, diungkapkan yang dimaksud dengan "pendidikan" adalah: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.
Dalam Islam, pendidikan dikenal dengan istilah tarbiyah yang barasal dari bahasa Arab, sedangkan yang mendidik dinamakan murobi. Secara umum, kata tarbiyah dikembalikan pada tiga kata kerja yang berbeda, yakni:
1)      Rabaa-yarbu yang bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang;
2)      Rabiya-yarbaa yang bermakna nasya-a, tara’ra-a, artinya tumbuh;
3)      Rabba-yarubbu yang bermakna aslahahu, tawalla amrahu, sasa-ahuu, wa qaana ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya memperbaiki, mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).
Pengertian Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, bahwa pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan bertujuan dalam menuntun (bukan menentukan) segala kekuatan kodrat (hendak Tuhan) yang ada pada anak-anak tersebut, agar kelak nantinya mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat meraih keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya.
Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata “Pedagogi” yaitu kata “paid” artinya “anak” sedangkan “agogos” yang artinya membimbing, sehingga pedagogi” dapat di artikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak”.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah sebuah sistem yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

c.       Pengertian Perencanaan Pendidikan
Menurut Udin Syaefudin Sa’ud & Abin Syamsuddin Makmun (2011:9-12), perencanaan pendidikan adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan peserta didik yang dilyani oleh sistem tersebut. Untuk memudahkan pembatasan perencanaan pendidikan, ada empat persolan pokok yang dibahas dalam perencanaan pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1)      Tujuan, apakah yang akan dicapan dengan perencanaan?
2)      Status posisi sitem pendidikan yang ada, bagaimana keadaan yang ada sekarang ?
3)      Kemungkinan pilihan alternatif kebijakan dan prioritas untuk mencapai tujuan.
4)      Strategi, penentuan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Perencanaan atau planing merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting. Kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana sangat memengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Oleh karena itu, pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam hal ini, perencanaan pendidikan adalah perencanaan yang berkaitan dengan pendidikan, yaitu memulai, menjalani dan mencapai pendidikan. (Sarbini & Neneng Lina, 2011:27).
Menurut Prof. Dr. Yusuf Enoch (2011), Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
Penulis menarik kesimpulan dari berbagai pakar di atas bahwa perencaan temasuk perencanaan pendidikan bukan hanya sebagai pola dasar (blue-print), melainkan juga merupakan petunjuk dalam pengambilan keputusan tentang cara mencapai tujuan itu. Oleh karena itu, perencanaan pendidikan tidak terhenti pada saat tersusunnya dan disetujuinya rencana itu oleh pengambil keputusan, tetapi erat hubungannya dengan saat implementasinya.

2.      Analisis Proses Perencanaan Sistem Pendidikan
Abin Syamsuddin menjelaskan bahwa perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan sebagai tugas dari perencanaan pendidikan.
Yang menjadi masalah utama dalam perencanaan pendidikan adalah proses penyiapan konsep keputusan yangakan dilaksanakan pada masa depan, terutama berkaitan dengan permintaan masyarakat, kepemimpinan politik, intelektual, sosial, tenaga kerja, dan prediksi hasil pendidikan yang dibituhkan pada masa yang akan datang.
Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya). Selanjutnya Abin Syamsuddin (2011:16), menjelaskan bahwa perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapkan masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan sebagai tugas dari perencanaan pendidikan.
Secara metodologis, perencanaan pendidikan harus rational atau systematic planning, yaitu menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik berfikir sistematis dan ilmiah. Oleh karena itu perencanaan harus menggunakan serangkaian proses dan langkah-langkah perencanaan yang sistematis, rasional, efektif  dan efisien.
Tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan pada prinsipnya pada semua tataran sistemnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan.
b.      Analisis bidang telaah permasalahan perencanaan.
c.       Mengkonsepsikan dan merancang rencana.
d.      Mengevaluasi rencana-rencana.
e.       Implementasi rencana-rencana.
f.        Memantau pelaksanaan rencana dan umpan balik bagi perencanaan.

3.      Mekanisme dan Prosedur Perencanaan Pendidikan.
Perencanaan pendidikan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari sisi melihatnya. Dari tinjauan cakupannya, perencanaan  pendidikan ada yang bersifat nasional atau makro, ada pula yangbersifat daerah atau regional, ada juga yang bersifat lokal dan ada pula yang bersifat kelembagaan atau institusional.
Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional mencakup seluruh usaha pendidikan untuk mencerdaskan atau membangun bangsa termasuk seluruh jenjang, jenis, dan isinya. Pembangunan sektor pendidikan di Indonesia diatur dalam perencanaan pendidikan yang bersifat nasional ini. Perencanaan pendidikan regional adalah perencanaan pada tingkat daerah atau provinsi yang mencakup seluruh jenis dan jenjang untuk daerah atau propinsi itu.
 Pada sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia mungkin ini dikenal dengan sistem wilayah, bilamana wilayah itu secara operasional mencakup suatu daerah atau provinsi tertentu.
Perencanaan pendidikan lokal adalah perencanaan pendidikan yang mencakup berbagai kegiatan untuk Kota atau Kabupaten tertentu saja. Perencanaan pendidikan kelembagaan adalah perencanaan pendidikan yang mencakup satu institusi atau lembaga pendidikan tertentu saja, seperti: perencanaan sekolah, atau perencanaan universitas tertentu.
Ditinjau dari posisi dan sifat serta karakteristik perencanaan, perencanaan pendidikan itu ada yang bersifat terpadu, dan yang bersifat komprehensif, ada yang bersifat transaksional dan ada pula yang bersifat strategik.
Perencanaan pendidikan terpadu atau Integrated Educational Planning mengandung arti bahwa perencanaan pendidikan itu mencakup seluruh aspek esensial pembangunan pendidikan dalam pola dasar perencanaan pembangunan nasional. Ini berarti bahwa perencanaan pendidikan pada tingkat makro atau nasional hanyalah merupakan bagian integral dari keseluruhan perencanaan pembangunan nasional. Kedudukan perencanaan pendidikan ini sama dengan kedudukan perencanaan pembangunan ekonomi, atau perencanaan pembangunan sektor pembangunan lainnya. Keterpaduan pola pikir yang diterangkan dalam perencanaan ini menerapkan konsep General Systems Theory  yang memandang upaya pembangunan sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang dalam hal ini berbagai sektor pembangunan. Pembangunan setiap sektor harus terpadu dan saling mempunyai keterkaitan erat hingga sumber-sumber daya yang dipergunakan dapat secara optimal diatur dalam pemanfaatannya hingga efektif.
Perencanaan pendidikan komprehensif mengandung konsep keseluruhan yang disusun secara sistemik dan sistematik. Seluruh aspek penting pendidikan mencakup dan disusun secara teratur dan rasional hingga membentuk satu keseluruhan yang lengkap dan sempurna. Kelengkapan dan keteraturan dalam pola dasar yang sistemik inilah yang merupakan ciri utama perencanaan pendidikan yang komprehensif.
Perencanaan strategik adalah perencanaan yang mengandung pendekatan Startegic Issues  yang dihadapi dalam upaya membangun pendidikan. Kalau isu pokok pembangunan pendidikan dewasa ini tentang Quality Declining, maka perencanaan pendidikan yangmengambil fokus atau prioritas pembangunan kualitas pendidikan, maka perencanaan yang dikembangkan untuk mewujudkan prioritas ini disebut perencanaan strategik pembangunan pendidikan. Perencanaan pendidikan strategik ini bertitik tolak dari gagasan untuk menanggulangi National Emerging Issues  dan bertitik tolak dari pikiran bahwa sumber-sumber daya itu amat langka, karena itu penggunaannya harus diatur secermat dan seefisien mungkin hingga output yang diharapkan memang merupakan keluaran yang efektif.
Ditinjau dari sisi metodologi, perencanaan pendidikan itu dapat disebut Rational atau systematic planning, karena perencanaan ini menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik berpikir sistematis dan rasional ilmiah. Comprehensive Planning Model Schiefelbein, Integrated Planning  menurut asia model umpamanya dapat disebut sebagai Systematic Planning  atau Rational Planning  yang bercirikan keterikatan pada ketentuan dan peraturan perhitungan yang rasional dan teliti dan sebagai hasil kalkulasi komputer umpamanya. Prinsip System  dan Rational Decision Making  jelas terlihat dalam planning  seperti di atas.
Planning  yang mencoba menciptakan linkage  yang kuat dan serasi antara rancangan yang telah ditetapkan dengan kenyataan implementasi rancangan oleh administrator disebut dengan Transactional Planning. Transactional Planning menurut Warwick (1980) adalah: “ To forge strong links between the planning and  implementation of development programs Transactional Planning is chosen to highlight the essentially interactive and political nature of  effective development planning and program implementation”.
Menurut survei (Warwick:1980), ternyata kebanyakan negara berkembang terdapat kesenjangan antara The Myth Planning  Dan The Reality of The Plan. Kesenjangan ini terutama disebabkan terutama oleh keengganan administrator dan politisi untuk terlalu terikat kepada planning  yang sudah ada, karena Rational Planning ternyata terlalu ketat hingga planning kehilangan kemampuannya untuk merespon terhadap berbagai tantangan yang muncul. Transactional Planning mencoba menampung aspirasi administrator dan politisi untuk mencoba menciptakan hubungan yang nyata antara Planning Theory  dan Planning Practice.
Secara konseptual Transactional Planning  terdiri dari tiga bagian,yaitu: Pertama, komponen environment yang juga terdiri dari remote environment, proximate environment, operating environment. Kedua, plan formulation yang mencakup process dan contents. Dan Ketiga, plan implementation  yang mencakup facilitating conditiond dan impeding conditions.
Data dasar atau base line data untuk perencanaan pendidikan mempunyai fungsi yang amat penting, sebab tanpa data perencanaan atau planners tidak mungkin dapat mengembangkan perencanaan pendidikan yang diperlukan. Data dasar ini mencakup berbagai aspek bukan saja tentang pendidikan tetapi juga data di luar pendidikan yang mempunyai keterkaitan erat dengan pendidikan.
Karateristik data yang diperlukan untuk pengembangan perencanaan pendidikan ini sesuai dengan sifat perencanaan pendidikan yang multi disiplinair. Adapun data dasar yang diperlukan dapat dikelompokkan seperti berikut ini:
a.       Kependudukan mencakup struktur penduduk, distribusi penduduk menurut daerah, pertumbuhan penduduk, populasi usia sekolah yang ada di dalam sistem persekolahan danyang berada di luar sistem, dan struktur angkatan kerja berdasarkan kategori kerja dan pendidikan. Data ini diperlukan untuk menentukan cakupan populasi yang perlu memperoleh kesempatan pendidikan dalam kaitannya dengan kebutuhan pada berbagai sektor pembangunan.
b.      Data ekonomi mencakup anggaran pendapatan dan belanja negara, GNP, Revenue Sources, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi per tahun serta jumlah dan kecenderungan investasi terhadap pendidikan. Data ini diperlukan dalam kaitannya dengan kemampuan ekonomi pemerintah untuk memperluas kesempatan pendidikan dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dalam penggunaan sumber dana yang tersedia.
c.       Kebijakan nasional yang merupakan keputusan politik mencakup falsafah dan tujuan nasional, keputusan badan legeslatif negara yang harus menjadi pegangan upaya pembangunan untuk seluruh sektor, dan falsafah pendidikan yang dianut.
d.      Data kependidikan mencakup enrollment untuk setiap jenjang dan jenis, personel pendidikan yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan, lulusan, drop out, perpindahan, kenaikan dari kelas atau tingkat yang satu ke tingkat yang lain, kurikulum fasilitas pendidikan, dana pendidikan, manajemen, dan output pendidikan.
e.       Data ketenagakerjaan mencakup jumlah dan jenis Man Power yang diperlukan dalam setiap sektor pembangunan, persyaratan kerjaan, kelompok jenis kerja yang langka tapi amat diperlukan, dan kemampuan pasaran kerja dalam merespon terhadap lulusan untuk memberikan kesempatan kerja kepada mereka.
f.        Nilai dan sosial budaya mencakup agama dengan pemeluknya, sistem nilai yang berlaku dan dipegang oleh masyarakat, berbagai jenis dan bentuk kebudayaan yang ada  atau mungkin yang dapat digali dan dikembangkan. Data ini perlu sebagai imbangan terhadap data kuantitatif dalam rangka pengembangan berbagai program akademik yang dijiwai oleh nilai kemanusiaan yang luhur.
Pengumpulan data yang diperlukan di atas, dilakukan melalui survei dengan kontrol yang ketat untuk memelihara kualitas data. Kegiatan pengumpulan data ini dikaitkan dengan tahapan dalam proses perencanaan untuk menentukan titik berangkat perencanaan. Dengan adanya data ini segala keberhasilan, kekuatan, kesulitan, kelemahan dapat ditelusuri sedemikian rupa hingga planner dapat mengembangkan titik berangkat perencanaan sesuai dengan tahap yang telah dicapai. Kegiatan ini lazim disebut dengan Assessment of Needs kegian mengkaji kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam pembangunan pendidikan untuk periode berikutnya.
Penerapan teknik-teknik untuk mengkaji berbagai aspek-aspek kuantitatif pendidikan dan untuk memproyeksi kecenderungan masa depan tidak dapat dilakukan tanpa data dasar yang lengkap. Secarapraktis tanpa data kegiatan untuk menyusun perencanaan yang baik tidak dapat dilaksanakan. Uraian ini menunjukkan bahwa kedudukan data dasar dalam proses perencanaan begitu penting, hingga planner tidak mempunyai piliahan lain kecuali memiliki data tersebut dalam mewujudkan tugasnya sebagai perencana.
Kegiatan perencanaan adalah kegiatan yang sistemik sequensial, dan karena itu kegiatan-kegiatan dalam proses penyusunan perencanaan dan pelaksanaan perencanaan memerlukan tahapan-tahapan sesuai dengan karakteristik perencanaan yang sedang dikembangkan. Banghart mengembangkan tahapan perencanaan sebagai berikut ini:
a.       Proloque : pendahuluan atau langkah persiapan untukmemulainya suatu kegiatan perencanaan.
b.      Identifying educational planning problems yang mencakup: a) delineating the scope of educational problem ataumenentukan ruang lingkup permasalahan perencanaan, (b)studying what has been  atau mengkaji apa yang telahdirencanakan, (c) determining what has been versus what should be  artinya membandingkan apa yang telah dicapaidengan apa yang seharusnya dicapai, (d) resources and contraints  atau sumber-sumber daya yang tersedia danketerbatasannya, (e) estabilishing educational planning parts and priorities  artinya mengembangkan bagian-bagianperencanaan dan prioritas perencanaan.
3.      3. Analizing planning problem area artinya mengkajipermasalahan perencanaan yang mencakup: (a)Study areas and systems of subareas artinya mengkaji permasalahan dansub permasalahan, (b)gathering date artinya pengumpulandatatabulating data atau tabulasi data, (c)for casting atauproyeksi.
4.      4.Conceptualizing and designing plans,mengembangkanrencana yang mencakup: (a) identifying prevailing trends atau identifikasi kecenderungan-kecenderungan yang ada, (b) estabilishing goals and objective atau merumuskan tujuanumum dan tujuan khusus, (c) designing plans,menyusunrencana.
5.      5.Evaluasting plan, menilai rencana yang telah disusun tersebutyang mencakup: (a)planning through  simulation, simulasirencana, (b) evaluating plan, evaluasi rencana, (c)selecting a plan,memilih rencana.
6.      6.Specifying the plan,menguraikan rencana yang mencakup:(a)problem formulation,merumuskan masalah, (b)reporting result atau menysusun hasil rumusan dalam bentuk finalplan draft atau rencana terakhir.
7.      7.Implementing the plan,melaksanakan rencana yangmencakup: (a)Program preparation,persiapan rencanaoperasional, (b)\plan approval, legaljustification,persetujuandan pengesahan rencana, (c)organizing operational units,mengatur aparat sekolah.
8.      8.Plan feedback,balikan pelaksanaan rencana yang mencakup:(a)monitoring the plan,memantau pelaksanaan rencana, (b)evaluation the plan,evaluasi pelaksanaan rencana, (c)adjusting, altering or planning for what, how, and by whom yang berarti mengadakan penyesuaian, mengadakanperubahan rencana atau merancang apa yang perludirancang lagi bagaimana rancangannya, and oleh siapa(Banghart & Trull, 1973).
Gambaran tentang proses dan tahapan seperti berikut inimemberikan penjelasan yang lebih komprehensif bukan sajakeseluruhan proses dan komponen yang terlibat didalamnya, tapi jugaketerkaitan antar kegiatan berbagai komponen dan unsur-unsur yangada dalam proses tersebut. Chesswas juga mengungkapkan prosesdan tahapan perencanaan dalam bentuk yang lebih sederhana dan  logis. Proses dan tahapan tersebut adalah seperti tercantum berikutini:
1.    Need assessment  artinya kajian terhadap kebutuhan yangmencakup berbagai aspek pembangunan pendidikan yangtelah dilaksanakan, keberhasilan, kesulitan, kekuatan,kelemahan, sumber-sumber yang tersedia, sumber-sumberyang perlu disediakan, aspirasi rakyat yang berkembangterhadap pendidikan, harapan, dan cita-cita yang merupakandambaan masyarakat. Kajian ini penting artinya karenamembandingkan antara what has been  dan should be, yangmerupakan pangkal tolak kegiatan perencanaan.
2.     Formulation of goals and objective: perumusan tujuan dansasaran perencanaan yang merupakan arah perencanaanserta merupakan penjabaran operasional dari aspirasi filosofismasyarakat.
3.    .Policy and priority setting:  penentuan dan penggarisankebijakan dan prioritas dalam perencanaan pendidikansebagai muara need assessment.
4.     Program and project formulation: rumusan program danproyek kegiatan yang merupakan komponen operasionalperencanaan pendidikan.
5.    Feasibility testing dengan melalui alokasi sumber-sumberyang tersedia dalam hal ini terutama sumber dana. Biayasuatu rencana yang disusun secara logis dan logis dan akuratserta cermat merupakan petunjuk tingkat kelayakan rencana.Rencana dengan alokasi biaya yang tidak akurat ataumengandalkan sumber daya luar negeri umpamanya,dianggap tingkat feasibilitas yang kecil, karena tidak dibangundi atas dasar kekuatan sendiri.
6.    Plan implementation:  pelaksanaan rencana untukmewujudkan rencana yang tertulis ke dalam perbuatan atau actions. Penjabaran rencana ke dalam perbuatan inilah yangmenentukan apakah suatu rencana itu feasible, baik danefektif.
7.    Evaluation and revision for future plan:  kegiatan untuk menilaitingkat keberhasilan pelaksanaan rencana yang merupakan feedback  untuk merevisi dan mengadakan penyesuaian rencana untuk periode rencana berikutnya. Dengan adanya feedback  seperti ini perencana memperoleh iniput yangberharga untuk meningkatkan rencana untuk tahun-tahunberikutnya (Chesswas, 1973).
Proses perencanaan yang diuraikan oleh Banghart lebihkompleks dan detail dibandingkan dengan proses perencanaan yangdikembangkan oleh Chesswass. Yang tersebut terakhir ini lebihsederhana tapi menuju sasarannya.Berdasarkan telaah terhadap tahapan dalam proses perencanaanyang dikemukakan oleh kedua ahli di atas tampaknya secarasederhana proses perencanaan terdiri beberapa komponen utamayang esensial yang secara prinsipil tidak dapat ditinggalkan.Komponen-komponen itu adalah sebagai berikut:
1. Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikanperiode sebelumnya sebagai titik berangkat perencanaan.
2. Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yangmerupakan arah yang harus dapat dijadikan titik tumpukegiatan perencanaan.
3. Rumusan kebijakan atau posisi yang kemudian dapatdijabarkan ke dalam strategi dasar perencanaan yangmerupakan respon terhadap cara mewujudkan tujuan yangditentukan.
4. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasiprioritas yang ditetapkan.
5. Schedulling dalam arti mengatur menemukan dua aspek yaitukeseluruhan program dan prioritas secara teratur dan cermatkarena penjadwalan ini secara makro mempunyai artitersendiri yang amat strategik bagi keseluruhan pelaksanaanperencanaan.
6. Implementasi rencana termasuk didalamnya proses legalisasidan persiapan aparat pelaksana rencana, pengesahandimulainya suatu kegiatan, monitoring dan controlling  untukmembatasi kemungkinan tindakan yang tidak terpuji yangdapat merupakan hambatan dalam proses pelaksanaanrencana
7. Evaluasi dan revisi yang merupakan kegiatan evaluasi untukmenentukan tingkat keberhasilan dan kegiatan untukmengadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap tuntutanbaru yang berkembang.Bila ketiga model proses yang diuraikan di atas dibandingkan,maka terlihat dengan nyata adanya unsur-unsur esensial yang samadalam proses pengembangan rencana pembangunan pendidikan.

Bila ketiga model proses yang diuraikan di atas dibandingkan,maka terlihat dengan nyata adanya unsur-unsur esensial yang sama dalam proses pengembangan rencana pembangunan pendidikan.
Dengan adanya unsur-unsur yang sama tersebut, maka dapat ditarikkesimpulan bahwa peoses perencanaan adalah suatu proses yangdiakui perlu dijalani secara sistematik dan berurutan karenaketeraturan itu merupakan proses rasional sebagai salah satu property  perencanaan pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Afiful Ikhwan. (2013). Perencanaan Pendidikan dalam Manajemenhttp://afifulikhwan.blogspot.co.id/2013/04/perencanaan-pendidikan-dalam -manajemen.html#sthash.qXwSMXtZ.dpuf.
__________ (2015). Perencanaan Pendidikan Pada Masa Depan. http://pendidikansimple.blogspot.co.id/2015/01/perencanaan-pendidikan-pada-masa-depan.html. [diunduh tanggal 17 September 2015].


Tidak ada komentar:

Posting Komentar